Language selection :  

Berita Outing dan Outbound

Cerita Outing PT. AMASAR

Posted by Administrator (admin) on Jul 22 2008 at 2:50 PM
Berita Outing dan Outbound >>

Jum’at, 09 Mei 2008

Sejak pagi aku gelisah menantikan kabar dari Mas Febry, entah apakah aku memang benar-benar diminta untuk membantu Tim SELARAS Outbound menerima Klien dari PT. Amasar untuk hari sabtu-minggu besok... hingga di sore hari kudapatkan kabar bahagia itu, ”Id, besok jadi... tunggu di depan apotik Nidea jam lima... jangan samapai telat...” ucapnya diseberang sana... ”baik mas... saya siap...” tak ingin kuhilangkan kesempatan emas ini, kesempatan yang selalu aku tunggu-tunggu. Kali ini aku diminta untuk menjadi Fasilitator Outing dalam Gathering Family yang diadakan PT. Amasar. Disisi lain aku bahagia bercampur haru karena mendapatkan kesempatan langka ini, tapi aku juga takut... takut mengecewakan Selaras.

 

04.00 WIB, Sabtu Pagi, 10 Mei 2008

Aku sudah terbangun dan bersiap-siap untuk melaksanakan perintah rukun islam yang kedua. Sebelum berangkat kusempatkan meminta izin kepada seniorku, karena tanpanya... mungkin aku tidak akan seperti sekarang. Tepat pukul lima kurang lima aku sudah berada di tempat yang dijanjikan. Pukul 5 lewat 20 menit kami berangkat menuju Kantor Selaras di bilangan Jakarta Timur, tak kusangka sesampainya disana aku bertemu dengan saudara sepejuanganku di TFT yang dijemput oleh Mas Tedy yang juga merupakan fasilitatorku di TFT. Seorang wanita berjilbab nan anggun yang bernama Niken. Dan dialah peserta dan wanita pertama dari TFT yang diminta untuk menjadi observer di kegiatan Selaras. Sementara aku cukup berbangga diri menjadi Pria pertamanya. Pukul 07.00 tepat kami sudah berada di perjalanan menuju Mc’Donald Cibubur untuk menjemput Mba’ Fika, isteri dari Mas Aldy. Darinya aku dapat merasakan kenikmatan sarapan Pagi bersama para Fasiltator handal Selaras. Mas Ranto yang begitu bersemangat mengantarkan kami hingga sampai tujuan, dan Mas Rahmat yang membantu pelaksanaan kegiatan dengan mengabadikan moment-moment penting. Sesampainya di Bogor, kami berhenti didepan sebuah Gang kecil. Disitulah aku baru tahu bahwa kami harus menjemput seorang wanita perkasa dari Selaras, Teh Lina... begitulah aku memanggilnya.

 
10.00...

Kami sampai di Camp satu Kaki Langit, Citarik – Sukabumi. Lengkaplah sudah kebahagiaanku. Bertemu dengan teman-temanku yang lain, yang memang kutahu memang mereka menjadi peserta TFT yang khusus didatangkan dari sini. Dan... ya ampun... sesepuh terhebat sepanjang masa... Pak RT yang dengan ramah menyambutku, sementara itu aku diajak berkeliling untuk menjelaskan tempat yang akan dipakai oleh Klien Selaras dari Izuzu Painens. Oia... dalam hari yang sama, Selaras mendapatkan dua job sekaligus, untuk PT. Amasar dilaksanakan sejak pukul 12 siang hingga esok hari di Samudera Beach Hotel dengan akhir kegiatan bertempat di Camp 1 untuk Rafting. Sementara Izuzu Painens baru akan datang pada sore harinya dan menginap di Camp 1. Setelah aku mengerti tentang tempat yang dijelaskan, aku diminta oleh Mas Teddy untuk mengambil Kaos Kaki Langit yang harus digunakan sebagai seragamku selama kegiatan. Tak kusangka... akhirnya aku mendapatkan juga kaos ini. Semenjak di TFT aku berusaha untuk mendapatkannya dari setiap pertanyaan yang diajukan para pemberi materi, namun sayangnya aku selalu kalah cepat dari yang lain.

 
10.30

Kami sudah sampai di pintu masuk Samudera Beach Hotel, dan langsung menuju ke loby. Di sana Teh Lina yang memang sudah terbiasa mengurusi masalah akomodasi langsung menemui manajer hotel. Dan ternyata ada beberapa peserta yang sudah tiba sejak kemarin. Kami pun langsung check in ke kamar masing-masing. Semuanya sudah diatur oleh Teh Lina. Kami dari kaum adam bertempat dikamar 617, sementara para hawa bertempat di kamar nomor 616. Kurebahkan diriku sesaat dan kemudian mempersiapkan diri untuk menyambut klien yang akan datang sebentar lagi. Kami langsung menuju lapangan dimana akan menjadi tempat untuk kami melakukan fun games dan flying fox, beberapa tim outdoor yang dipimpin oleh Kang Salim pun sudah hadir mempersiapkan perlengkapan yang akan kami gunakan. Tempat yang digunakan sangat rindang, tepat dibawah beberapa pepohonan besar namun jaraknya saling berjauhan.

 
11.15 wib

Para peserta akhirnya tiba dengan sebuah mini bus. Banyak hal yang ternyata baru aku mengerti dalam dunia Outbound. Diantaranya adalah penyambutan para peserta, aku diajarkan langsung bagaimana menerima peserta dengan baik serta sikap yang harus dilakukan terhadap para peserta, seperti sedikit menawarkan bantuan membawakan barang-barangnya bila perlu. Sungguh baru aku pahami. Bahwa hanya dengan penyambutan saja menjadikannya salah satu point plus penilaian untuk seorang fasilitator.

Tidak beberapa lama setelah peserta datang, para peserta langsung dipersilahkan untuk menikmati jamuan makan siang yang sudah disiapkan oleh para karyawan hotel. Setelah makan siang para peserta pun dipersilahkan untuk menuju ke kamarnya masing-masing. Dan lagi-lagi Teh Lina untuk membagikan kamar para peserta. Wow... sudah lihai sekali... pikirku.

 
01.25 wib

Lima menit sebelum waktu yang dijadwalkan untuk berkumpul di tempat simulasi. Aku menunggu lift yang saat kulihat di layar, ternyata lift masi berada di lantai satu. Cukup lama kutunggu hingga akhirnya ada salah satu peserta yang kebetulan dari lantai yang sama. Ku mencoba sedikit menegurnya... yah sedikit berbasa-basi apa salahnya menurutku... karena hal itu juga tidak luput disampaikan oleh para fasilitator pada kegiatan TFT kemarin. Aku bersyukur dapat dengan berani untuk membuka pembicaraan, karena setelah itu selama kegiatan aku dapat akrab dengannya. satu demi satu... sudah terencana dalam otakku untuk mengenal keseluruhan peserta satu demi satu.

 
01.30 wib

Tepat pada waktunya acara dibuka oleh Mas Teddys elaku Project Leader kali ini. Beliau membuka acara dan kemudian memberikan kesempatan kepada Direktur Utama PT. Amasar, Bpk. Irwan untuk menyampaikan sambutan. Setelah sambutan disampaikan tidak lupa Mas Teddy memperkenalkan kami dihadapan para peserta satu persatu. Acara pun dimulai, tiba giliranku dan Mas Febry untuk membawa peserta ke dalam fun games yang kami mainkan. Diawali dengan ice breaking sebuah pijitan-pijitan magic yang dilakukan para peserta kepada peserta lain. Setelah itu dilakukan senam Mongolia. Yang tentu saja dengan gerakan serta suara yang unik membuat para peserta menikmati senam dengan tawa dan canda. Tiba di pertengahan kegiatan. Pada awalnya aku sudah menyiapkan ide-ide fun games tambahan bila nanti diperlukan, akan tetapi entah kenapa saat Mas Febry memintaku untuk memberikan fun games bebas, aku cuma bisa terdiam, aku sendiri bingung hilang kemana ide-ide yang suadh kusiapkan. Ketika Mas Febry melanjutkan kegiatan ide-ide itu baru hadir lagi di kepalaku. Ide-ide itu datang dan pergi seenaknya. Ada rasa sesal di hatiku, apakah mungkin karena ini hal yang pertama dariku. Aku tidak ingin menjadikannya sebuah alasan, karena bagiku itu adalah alasan klasik. Tapi itulah yang terjadi. Games-games yang sudah disiapkan sangat seru, semuanya adalah kompetisi antar tim/kelompok yang mengharuskan setiap tim untuk saling berlomba-lomba memenangkan permainan. Ada dua games yang sudah disiapkan. Yang pertama adalah transfer stick, dimana para peserta diharuskan mentransfer stik yang dimiliki kepada rekan dibelakangnya dengan menggunakan leher. Dan yang kedua adalah Pipe Line. Untuk games yang satu ini peserta diharuskan mengalirkan enam buah bola dengan alat berupa potongan-potongan pipa paralon yang harus di susun oleh peserta hingga mencapai finish. Disini beberapa peserta terlihat cukup frustasi karena bola-bola yang dialirkan selalu jatuh ditengah jalan. Namun kesan puas akan games-games yang kami berikan tetap terlihat di wajah sumringah para peserta. Setelah fun games berakhir, giliran tim outdoor yang bertugas, awalnya Flying Fox hanya untuk para ibu-ibu dan anak-anak. Akan tetapi para bapak-bapak pun ikut andil bagian mencoba permainan yang satu ini. Walaupun schedule acara menjadi mundur, kami tetap berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Setelah para peserta laki-laki puas bermain flying fox, waktunya War Simulation. Tempat yang digunakan adalah hutan yang terdapat persis di sebelah hotel. Ada juga dari para wanitanya yang ikut serta, namun hanya sebagian saja. Ku mencoba membantu tim paint ball sebisaku untuk mengatur jalannya peperangan. Dan kebetulan dari seorang peserta yang kutehu bernama Mba’ Yani. Memintaku untuk mengabadikan moment penting ini. Setelah standar keamanan dijelaskan oleh Mas Teddy sebelum berangkat menuju hutan. Dan dijelaskan kembali oleh Mas Nyoto. Mengingat pentingnya standar keamanan yang harus dipatuhi kepada para peserta, sebisa mungkin kami memberikan pengertian kepada peserta berulang-ulang. Aku yang bertugas sebagai tim dokumentasi pun tidak ketinggalan dengan google yang sudah terpasang di kepalaku. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh Mas Tedy dan Mas Nyoto, seandainya saja aku tidak menggunakan google, mungkin aku tidak bisa melaksanakan tugasku lagi. Dua tembakan tepat di depan wajahku, tiga tembakan di pundak kananku, dan satu tembakan mengenai belakang kaki kananku. Padahal aku hanyalah sebatas tim dokumentasi dan tidak memegang senjata. Namun harus menjadi sasaran tembak. Aku pun mengerti posisi peserta yang terpaksa menembak karena mengira aku adalah lawannya. Lagi pula peserta tersebut berkali-kali meminta maaf. Aku sampai tidak enak hati. Karena aku ingin memberikan pelayanan yang terbaik. Meski harus ratusan kali kena tembak. Simulasi berakhir setelah permainan ini dimenangkan oleh Tim Hitam.

 

Setelah peserta kembali, seluruh peserta dipersilahkan untuk beristirahat dan membersihkan diri. Aku pun sedikit dapat bersantai di pinggir pantai menikmati terbenamnya mentari diufuk barat.

 

Awalnya setelah kegiatan war simulation aku langsung kembali ke camp 1 di Kaki Langit. Akan tetapi Mas Febry memintaku untuk menemani Mas Teddy untuk kegiatan nanti malam. Sementara Mas Febry akan di temani oleh Kang Dadang, salah satu teman seangkatanku di TFT yang juga merupakan tim Kaki Langit Adventure.

 
06.45 WIB.

Aku sudah selesai mandi dan shalat maghrib. Pakaian terbaikku pun sengaja kusiapkan untuk acara malam ini. Pakaian yang dikenakan seorang fasilitator akan menunjang penampilan sang pemakainya. Salah satu syarat yang selalu kuingat yang diajarkan di TFT.

Sesampainya di Aula kamipun makan malam bersama para peserta. Sudah cukup banyak yang kukenal juga selama kegiatan tadi siang. Sebuah senyuman yang datang dari lubuk hati memang membuat siapapun membuka diri untuk saling mengenal. Satu ilmu lagi yang kudapatkan di TFT dan aku bersyukur bisa mempraktekkannya disini.

Selama makan malam berlangsung Mas Tedy menyanyikan beberapa lagu untuk melengkapi suasana. Live Music malam ini dibuka oleh Mas Tedy dan aku menunggu kesempatanku untuk menjadi MC, karena beberapa waktu yang lalu Mas Tedy memintaku untuk menjadi MC, dan aku mengatakan bahwa aku siap. Tapi sudah ditengah jalan Mas Tedy tidak memanggilku untuk maju kedepan sebagai MC. Beberapa waktu kemudian Mas Tedy mengajakku untuk duet dalam membawakan acara, dan kupikir setelah ini Mas Teddy akan memanggilku ke atas pentas. Ternyata aku salah... satu kesalahan fatal yang sudah kubuat. Dan satu pelajaran berharga, fasilitator tidak perlu dipanggil untuk membawakan suatu acara, akan tetapi secara spontanitas langsung menghibur para peserta kegiatan. Ah.. seandainya saja waktu bisa diputar. Akhirnya ku coba membayar kesalahanku dengan membawakan sebuah lagu, yang kuharapkan dapat membuat para peserta terhibur. Lagu yang cocok untuk suasana malam ini yang kebetulan malam minggu, sebuah lagu dangdut yang berjudul Wakuncar. Waktupun berlalu begitu cepat dan aku bahagia melihat para peserta larut dalam acara ini. Hampir semua peserta menyumbangkan lagu untuk menghibur peserta yang lain, sementara peserta yang lain termasuk aku dan para panitia turut memeriahkan suasana dengan berjoged di depannya. Acara live music pun ditutup dengan bernyanyi bersama sambil bergandengan tangan. Sebuah moment kebersamaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Dan bahkan aa slaah satu peserta yang menyalami kami satu persatu. Menunjukkan kepuasannya mengikuti kegiatan ini. Setelah acara selesai dan para peserta kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat, kami pun memanjakan diri kami sesama panitia untuk sekedar mengobrol di pinggir pantai. Hingga akhirnya kami kembali ke kamar masing-masing.

 

05.15, Minggu, 11 Mei 2008

Aku terbangun dan langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu dilanjutkan dengan shalat shubuh. Setelah selesai kami pun bergegas mandi pagi. Karena pada jam 06.30 pagi kami sudah harus check out dari hotel dan menuju ke Camp 1, Kaki Langit. Setelah kami sarapan pagi bersama peserta, kamipun berangkat menuju Kaki Langit. Kami sempat terlambat cukup lama, dikarenakan jalan yang memang sulit dilalui. Hingga akhirnya sesampainya di kaki langit waktu sudah menujukkan 09.30. Untuk itu kami tidak membuang waktu dan langsung mengarahkan kepada para peserta tentang standar keamanan yang dipakai dan membagikan kelompok. Setelah semua standar keamanan dilaksanakan kami langsung menuju tempat pemberangkatan yang kurang lebih hanya 100 meter dari camp 1. Setelah kami menempati perahu masing-masing, para pemandu rafting yang sudah siap diperahu langsung menjelaskan cara melakukan olahraga ini dengan benar. Untuk rafting kali ini tidak jauh, hanya menempuh jarak 4 (empat) kilometer. Dan jika diperkirakan dapat memkan waktu kurang lebih 1 ½ jam. Satu insiden terjadi di saat perahu yang kunaiki dalam keadaan menghadap kebelakang harus menghadapi jeram yang cukup curam. Salah satu jatuh dari perahu dan secara refleks aku mencoba menggenggam tangannya untuk menyelamatkannya agar tidak terbawa arus. Berat juga rasanya mengangkat peserta yang memiliki berat badan 115 kg ini, beruntung aku dibantu oleh para pemandu dan Mas Hendra yang merupakan salah satu peserta yang aku kenal. Akhirnya peserta yang jatuh tadi bisa naik kembali ke dalam perahu. Hanya saja sandalnya hilang terbawa arus. Aku kagum dengan keberaniannya, dan dia hanya mengatakan “kapan lagi merasakan jatuh dari perahu... pengalaman yang berkesan”. Aku hanya tersenyum mendengarnya. Akhirnya kami tiba di garis finish. Sesampainya di sana para peserta sudah disuguhi air kelapa muda hijau asli. Sungguh pelayanan yang luar biasa tentunya. Kami pun kembali ke Camp menggunakan mobil bak yang sudah disiapkan. Tidak mungkin kami menyuruh peserta untuk berjalan kaki sementara tempat yang di tuju cukup jauh. Beruntung juga aku berada satu mobil dengan Bpk. Irwan dan Isterinya yang merupakan Direktur Utama PT. Amasar. Banyak hal yang ia tanyakan kepadaku dan aku bersyukur dapat menjelaskannya dengan baik ditambah sedikit rayuan agar dapat menggunakan Selaras kembali di event berikutnya. Dan akhrnya ia pun berniat mengadakan lagi bersama Selaras bulan Desember nanti. Terucap syukur yang tak kunjung putus dalam hatiku selama perjalanan. Setidaknya ada yang dapat kulakukan untuk Selaras yang sudah sudi mengajakku dan membagi pengalamannya bersamaku menghadapi klien seperti ini.

 
11.00

Kami sampai di camp, dan aku langsung mencoba untuk mempersilahkan kepada peserta untuk membersihkan diri dan menginformasikan kepada peserta bahwa setelahnya ada jamuan makan siang di tempat yang sudah disediakan. Setelah makan siang tibalah akhirnya penutupan kegiatan. Kesan-kesan yang disampaikan dari Bapak Irwan pun menyatakan puas terhadap kegiatan yang dilakukan. Setelah ditutup oleh Mas Tedy selaku Project Leader, acar pun berakhir dan kami saling bersalaman seraya mengucapkan terima kasih atas kerja samanya menggunakan jasa kami. Tapi tugas kami belum selesai, karena kami harus membantu membawkan barang-barang para peserta dan mengantarkan para peserta sampai naik ke mobil bus yang sudah disiapkan untuk membawa mereka sampai Jakarta. Setelah kami mengantarkan para peserta sambil melambaikan tangan dan mengucapkan selamat jalan, disitulah tugas kami benar-benar selesai.

 

Aku sampai bingung harus berkata apa lagi. The Great Provider. Setidaknya hanya kata itulah yang mampu kuucapkan, dari sekian banyak kata yang ada. Keprofesionalitasan yang selalu ditampilkan dalam melayani klien. Sungguh diluar dugaan. Setidaknya itulah yang kurasakan selama bersama Tim Selaras. Tetap semangat n Thank’s 4 all...

 
Created by: M. Rasuna Said
dhewa_taz4@yahoo.com

Back